Social Icons

SENI & BUDAYA


GAMBANG KROMONG
Nama Gambang Kromong diambil dari nama alat musik yaitu gambang dan kromong. Ia juga merupakan perpaduan yang serasi antara unsur  pribumi dan Cina. Unsur Cina tampak pada instrumen seperti tehyan, kongahyan dan sukong, sementara unsur  pribumi berupa kehadiran instrumen  seperti gendang, kempul, gong, gong enam, kecrek dan ningnong. Memang pada mulanya gambang kromong adalah ekspresi kesenian masyarakat Cina  peranakan saja.
Sampai awal abad ke-19 , lagu-lagu gambang kromong masih dinyanyikan dalam bahasa Cina, baru pada dasawarsa pertama abad ke-20, retepertoar lagu gambang kromong dinyanyikan dalam bahasa Betawi. Belakangan dalam setiap pergelarannya gambang kromong selalu membawakan lagu-lagu dari khazanah Cina dan Betawi, seperti lagu-lagu instrumental (phobin) berjudul Ma Tsu Thay, Kong Jie Lok, Phe Pan Tauw, Ban kie Hwa, Phe Boo Than, Ban Liauw dan “lagu sayur”  berjudul antara lain, Cente manis, Kramat Karem, Sirih Kuning, Glatik, Nguknguk,Surilang, Lenggang Kangkung, Kudehel, Stambul Jampang dan Jali jali  kembang Siantan.
Gambang Kromong sangat terbuka menerima kemungkinan pengembangan. Itulah sebabnya dikenal Gambang Kromong kombinasi atau Gambang kromong modern. Dikatakan kombinasi karena susunan alat musik asli ditambah dengan alat musik barat seperti gitar,gitar melodi, bass, organ, saksofon, drum dan sebagainya. Gambang kromong kombinasi dapat membawakan lagu sesuai keinginan penonton seperti jenis lagu dangdut, keroncong, pop bahkan Gambus.
Seniman musik pop pun bisa mempopulerkan lagu-lagu gambang kromong, seperti Benyamin. S, Ida Royani, Lilis Suryani, Herlina Effendi dan lain-lain. Sementara tokoh gambang kromong yang masih dikenal sampai saat ini adalah Liem Lian Pho (Selendang Delima), Suryahanda ( Naga Mustika), Samen, Acep, marta (Putra Cijantung), Amsar (Setia Hati), Samad Modo (Garuda Putih), L. Yu Hap, Tan Kui Hap dan Jali Jalut.

Tidak ada komentar: